Sabtu, 17 November 2007

MINYAK KELAPA SAWIT 'CPO'





ringkasan

Kelapa sawit (oil palm, Elaeis guineensis) adalah salah satu tanaman
produktif daerah tropis yang amat penting di Indonesia. Dengan memanfaatkan
rekayasa genetika, sifat-sifat unggul yang telah dimiliki tanaman
ini lebih lanjut diperbaiki untuk meningkatkan kemampuannya agar
dapat lebih dimanfaatkan. Minyak kelapa sawit (palm oil) yang dihasilkan
dari kelapa sawit memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi.
Padahal, di masa depan, agar minyak dari tanaman ini lebih dapat
dimanfaatkan untuk produk pangan maupun industri, sifat tingginya
kandungan asam lemak jenuh ini kurang menguntungkan. Karena itu,
untuk melaksanakan perbaikan kandungan asam lemak minyak sawit pada
level genetik, kami telah memisahkan dan menganalisis gen-gen yang
terkait dengan proses sintesis asam lemak kelapa sawit. Setelah itu,
untuk memperbaiki sifat tanaman kelapa sawit ini, gen-gen tadi dimanfaatkan,
diubah ke informasi gen yang lebih tepat, dan kemudian diinjeksikan
kembali ke genom kelapa sawit. Hingga saat ini teknologi proses transformasi
gen artifisial buatan manusia ke dalam genome kelapa sawit belum
pernah dilaporkan. Untuk itu, kami mempersiapkan sistem kultur jaringan
sebagai teknologi dasar. Dengan menjadikan teknologi sistem kultur
jaringan ini sebagai fondasi, dan memanfaatkan secara optimal teknik
rekayasa dan manipulasi genetika, kami bermaksud mendapatkan kelapa
sawit transformer baru yang dapat memproduksi minyak kelapa sawit
dengan kualitas yang lebih unggul.
Dalam kehidupan modern sehari-hari kita saat ini, sumber energi yang
aman dan mudah digunakan adalah mutlak adanya. Salah satu yang memenuhi
syarat tersebut adalah minyak bumi. Sayangnya, banyak peneliti yang
memperkirakan bahwa persediaan minyak bumi akan habis pada paruh
pertama abad ini. Padahal dengan meledaknya populasi manusia, ditambah
lagi meningkatnya standar hidup manusia, konsumsi energi pun makin
meningkat. Karena itu usaha mencari sumber energi lain untuk mengganti
sumber-sumber energi fosil minyak bumi, batu bara, dan gas alam,
menjadi amat penting. Energi angin, energi matahari merupakan contoh-
contoh sumber energi terbarukan yang dengan prinsip fisika dapat
diubah menjadi energi listrik. Sementara itu, di sisi lain, tumbuh-
tumbuhan menggunakan karbon dioksida (CO2) dan air sebagai bahan
dasar, kemudian dengan memanfaatkan energi cahaya, mengubah bahan-
bahan dasar tersebut menjadi bentuk energi yang dapat kita, manusia,
pergunakan (misal sebagai bahan makanan pent.). Khususnya, yang
akhir-akhir ini mendapat perhatian adalah minyak lemak tumbuhan yang
memiliki kandungan energi tinggi, yang penanganannya mirip minyak
bumi, namun ramah terhadap lingkungan karena merupakan sumber energi
yang terdaur ulang (green energy).
Kelapa sawit yang mulanya berasal dari Afrika tropis memiliki produktivitas
yang jauh lebih tinggi daripada tumbuhan sejenis yang juga memproduksi
minyak lemak. Kelapa sawit mengkonversi energi cahaya menjadi minyak
dengan efisiensi transformasi yang amat tinggi. Karena itu, usaha
yang kami lakukan saat ini, tidak hanya bermakna membantu dunia industri
utama Indonesia di masa depan, tetapi juga turut membantu memecahkan
masalah energi dunia. Riset untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas minyak sawit ini dimulai sejak 1994.
Sekalipun kelapa sawit memiliki produktivitas yang tinggi, tetapi
usaha-usaha untuk memperbaiki kualitas produknya belum banyak mengalami
kemajuan berarti. Ini disebabkan panjangnya siklus hidup kelapa sawit,
dan sebagai tanaman produksi (crops) belum memiliki sejarah yang
panjang. Sebagai contoh, salah satu varitas yang disebut F1 hybrid,
seharusnya memiliki keseragaman kualitas individu, tetapi di lapangan
sering dijumpai perbedaan kemampuan produksi minyak antar individu
hingga 30%. Untuk mengatasi problem-problem semacam ini, kami menyelidiki
penerapan teknik rekayasa genetika dan kultur jaringan pada tanaman
kelapa sawit. Kami telah berhasil menemukan gen yang bertanggung
jawab pada proses sintesis minyak dan telah pula menganalisis fungsinya.
Usaha berikutnya adalah memperbaiki gen-gen ini dan mengembangkan
teknik untuk memasukkannya kembali ke (genom) kelapa sawit.